Dalam
artikel ini, kita akan membahas kesalahan keuangan paling umum yang sering
terjadi di usia 20-an serta cara bijak untuk menghindarinya.
1. Tidak Punya Anggaran Pribadi
Tidak Punya Anggaran Pribadi
Salah
satu kesalahan keuangan terbesar adalah tidak memiliki anggaran bulanan.
Banyak anak muda menghabiskan uang begitu saja tanpa mencatat pemasukan dan
pengeluaran.
Mengapa ini bahaya?
Tanpa
anggaran, kamu tidak tahu ke mana perginya uangmu. Ini bisa menyebabkan
kebiasaan boros, utang menumpuk, atau bahkan gagal menabung untuk masa depan.
Solusi:
Mulailah
dengan membuat anggaran sederhana. Gunakan metode 50/30/20:
- 50% untuk kebutuhan (sewa,
makan, transportasi),
- 30% untuk keinginan
(hiburan, belanja),
- 20% untuk tabungan atau
investasi.
Gunakan aplikasi
pencatat keuangan untuk mempermudah pelacakan pengeluaran.
2. Hidup di Atas Kemampuan
FOMO
(Fear of Missing Out) sering mendorong anak muda untuk mengikuti gaya hidup
yang tidak sesuai dengan penghasilan. Nongkrong di kafe mahal, liburan
mewah, atau belanja barang branded padahal gaji pas-pasan.
Mengapa ini bahaya?
Gaya
hidup yang lebih tinggi dari penghasilan membuat seseorang rentan terlilit
utang kartu kredit atau pinjaman online.
Solusi:
Kenali
kemampuan finansialmu. Tidak perlu malu hidup sederhana selama kamu masih dalam
proses membangun masa depan. Belajar berkata "tidak" pada ajakan yang
tidak penting adalah tanda kedewasaan finansial.
3. Menunda Menabung dan Berinvestasi
Banyak
orang menganggap menabung dan investasi adalah urusan nanti saat penghasilan
sudah besar. Padahal, waktu adalah aset paling berharga dalam dunia keuangan.
Mengapa ini bahaya?
Menunda
berarti kehilangan peluang untuk menikmati efek compounding (bunga
berbunga) dalam investasi jangka panjang.
Solusi:
Mulailah
menabung sejak dini, meski jumlahnya kecil. Sisihkan 10-20% dari penghasilan
untuk tabungan atau investasi. Pilih instrumen yang sesuai profil risiko,
seperti reksa dana, emas, atau saham.
4. Tidak Punya Dana Darurat
Dana
darurat adalah uang yang disimpan untuk kondisi tak terduga seperti kehilangan
pekerjaan, kecelakaan, atau kebutuhan medis.
Mengapa ini penting?
Tanpa
dana darurat, kamu mungkin terpaksa berutang saat keadaan mendesak.
Solusi:
Targetkan
dana darurat sebesar 3–6 bulan pengeluaran rutin. Simpan di rekening terpisah
yang mudah diakses tapi tidak tergoda untuk digunakan sembarangan.
5. Terlalu Bergantung pada Kartu Kredit atau
Pinjaman Online
Kartu
kredit memang bisa membantu cash flow, tapi di tangan yang tidak bijak, ini
bisa menjadi bumerang. Begitu juga dengan pinjaman online yang mudah diakses,
namun seringkali berbunga tinggi.
Mengapa ini bahaya?
Banyak
anak muda terjerat utang hanya karena ingin memuaskan keinginan sesaat.
Solusi:
Gunakan
kartu kredit hanya jika benar-benar perlu, dan selalu bayar tagihan tepat
waktu. Jangan pernah menggunakan pinjol untuk kebutuhan konsumtif.
6. Tidak Peduli dengan Literasi Keuangan
Banyak
orang usia 20-an tidak memiliki pengetahuan dasar tentang keuangan pribadi—baik
soal tabungan, investasi, pajak, maupun proteksi (asuransi).
Mengapa ini penting?
Kurangnya
literasi keuangan membuat seseorang mudah tertipu, mengambil keputusan keliru,
dan rentan terhadap risiko keuangan.
Solusi:
Luangkan
waktu untuk belajar keuangan pribadi. Ikuti akun edukasi keuangan, baca buku,
atau ikut webinar. Semakin paham, semakin bijak dalam mengelola uang.
7. Mengabaikan Asuransi
Asuransi
sering dianggap sebagai pengeluaran yang tidak penting. Padahal, proteksi
adalah bagian dari perencanaan keuangan yang sehat.
Mengapa ini penting?
Biaya
pengobatan atau kecelakaan bisa sangat mahal. Tanpa asuransi, kamu bisa
kehilangan tabungan dalam sekejap.
Solusi:
Minimal
miliki asuransi kesehatan. Jika sudah memiliki tanggungan, pertimbangkan
asuransi jiwa. Pilih produk asuransi yang sesuai kebutuhan dan kemampuan.
8. Tidak Merencanakan Tujuan Keuangan
Banyak
orang usia 20-an hidup tanpa arah finansial. Tidak ada tujuan jelas—seperti
membeli rumah, menikah, atau pensiun dini.
Mengapa ini bahaya?
Tanpa
tujuan, seseorang cenderung tidak disiplin dalam keuangan dan hidup dari gaji
ke gaji.
Solusi:
Tentukan
tujuan keuangan jangka pendek, menengah, dan panjang. Misalnya:
- Jangka pendek: liburan, beli
gadget
- Jangka menengah: menikah,
beli kendaraan
- Jangka panjang: rumah,
pensiun
Setelah
itu, buat rencana dan alokasikan dana secara rutin untuk masing-masing tujuan.
9. Tidak Membangun Karier dan Penghasilan Tambahan
Fokus
pada pengeluaran tanpa memperhatikan cara meningkatkan penghasilan juga
merupakan kesalahan. Banyak anak muda yang merasa cukup dengan gaji pertama
mereka tanpa upaya mengembangkan diri.
Solusi:
- Ikuti pelatihan untuk
menambah skill
- Bangun portofolio atau
personal branding
- Cari penghasilan sampingan
seperti freelance, bisnis kecil, atau jualan online
10. Terlalu Cepat Menjadi "Savior"
Keluarga
Membantu
keluarga memang mulia, tetapi mengorbankan seluruh penghasilan demi keluarga
tanpa perencanaan keuangan justru bisa merugikan kedua pihak.
Solusi:
Diskusikan
kondisi finansial secara terbuka dengan keluarga. Buat alokasi yang seimbang
antara membantu keluarga dan membangun masa depan pribadi.
Kesimpulan
Kesalahan
keuangan di usia 20-an memang umum terjadi, tapi bukan berarti harus dibiarkan.
Justru ini adalah waktu terbaik untuk belajar, membangun fondasi keuangan yang
kuat, dan menghindari pola hidup yang bisa merugikan di masa depan.
Kunci
utamanya adalah kesadaran, perencanaan, dan disiplin. Belajarlah dari
kesalahan orang lain, ambil keputusan dengan bijak, dan jangan ragu untuk
bertanya atau mencari bantuan profesional jika diperlukan.
Dengan
pengelolaan yang tepat, usia 20-an bisa menjadi awal dari kehidupan finansial
yang sehat dan sejahtera.
0 Komentar